Gaya Kepemimpinan Tanpa Empati Tidak Lagi Relevan?
Selama ini skill leadership atau gaya kepemimpinan yang sering dijadikan acuan oleh perusahaan adalah gaya kepemimpinan commanding atau bahkan authoritarian. Kekuatan, ketegasan, bahkan sistem yang lebih menekankan pada punishment for failures.
Mindset kepemimpinan lama ini seringkali memandang kebaikan, kehangatan, bahkan empati dipandang sebagai kelemahan. Tapi apakah masih seperti itu? Apakah ada yang berubah?
Dalam dinamika kerja, dari pengaruh teknologi, gaya bisnis, hingga gaya hidup karyawan, perubahan efektifitas dalam gaya kepemimpinan menjadi semakin penting. Belakangan, Andapun mungkin mulai menyadari banyaknya diskusi tentang pergeseran teknik leadership paling efektif dalam bisnis dan perusahaan. Karena pada faktanya, kepemimpinan yang dibutuhkan saat ini bukan lagi mindset “Tunjukkan siapa bosnya!”, tapi kepemimpinan yang menyentuh sisi manusia.
Evolusi kebutuhan karyawan menggeser kebutuhan skill kepemimpinan yang tidak lagi hanya berfokus pada hasil dan otoritas. Tapi menuju kepemimpinan yang lebih manusiawi.
Leadership tanpa empati tidak lagi dianggap relevan, karena organisasi menyadari bahwa kesejahteraan emosional karyawan ternyata sangat mempengaruhi produktivitas dan retensi.
Di era dimana karyawan merasa membutuhkan lebih banyak penghargaan, apa skill leadership baru yang harus dimiliki?
Trend Baru: Kindness dan Empathy sebagai Fondasi Gaya Kepemimpinan
Beberapa hal muncul sebagai trend dalam gaya kepemimpinan empathetic, gaya kepemimpinan yang memimpin dengan hati dan memusatkan diri pada sisi manusia.
Skill, Tindakan, dan kebijakan yang dapat dilakukan oleh leader untuk mulai memimpin dengan hati, dan mendapatkan koneksi lebih baik dengan timnya, sambil membangun kredibilitas, kekompakan, dan kesuksesan dalam produktifitas.
- Kebaikan Yang Asertif
Gaya kepemimpinan yang berbasis pada kebaikan (kindness) menempatkan pentingnya sikap baik dan perhatian terhadap kesejahteraan tim sebagai salah satu prioritas. Pemimpin yang mampu menunjukkan dan mendemonstrasikan kebaikan dalam memimpin cenderung menciptakan lingkungan kerja yang positif, menciptakan rasa percaya, dan memberdayakan anggota tim dan membangun suasana kerja terbuka.
Mendemonstrasikan kebaikan dalam gaya kepemimpinan tidak berarti kelemahan. Bayangkan situasi dimana karyawan Anda membutuhkan bantuan, menginginkan saran untuk tugasnya, karyawan yang merasa memahami nilai- nilai atasannya akan dapat lebih terbuka, dan merasa didukung untuk keberhasilannya.
Kebaikan bukan berarti selalu mengalah, kebaikan atau kindness, selalu bisa didukung dan diiring sikap assertive sebagai leader.
- Empathy: Seek First To Understand
Empati dalam kepemimpinan menciptakan hubungan yang kuat antara pemimpin dan tim. Menempatkan diri pada posisi karyawan, dan mampu menangkap emosi mereka, akan membuka pintu komunikasi yang lebih baik, memfasilitasi kolaborasi, dan meningkatkan kepuasan kerja.
Seringkali, tim dan anggota- anggota tim yang dipimpin oleh pemimpin dengan empati (empathetic leaders) memiliki tingkat kerjasama dan interpersonal relationship yang lebih baik.
- Transparansi Sebagai Skill Leadership
Transparansi dalam memimpin dapat membangun dan berfungsi sebagai sebuah landasan untuk membangun kepercayaan. Transparansi merupakan salah satu skill Authentic Leader, dan dapat diterapkan dalam berbagai hal dalam pekerjaan.
Transparansi dalam pengambilan keputusan dan komunikasi membantu menciptakan kepercayaan di antara anggota tim. Pemimpin yang transparan mengakui kegagalan, merayakan keberhasilan, dan melibatkan tim dalam perjalanan pengambilan keputusan akan membangun kredibilitas dirinya di mata timnya.
- Cultivate Resilience: Menghadapi Tantangan Bersama- sama
Memupuk ketangguhan di antara anggota tim menjadi kunci dalam menghadapi tantangan dan perubahan. Pemimpin yang dapat menginspirasi ketangguhan membantu tim melihat kesulitan sebagai peluang dan tidak menyerah dalam menghadapi kendala.
Skill ini dalam mindset kepemimpinan lama seringkali dipraktekkan hanya dengan memberikan kalimat “Jalani sajalah, jangan baper” dalam seminar motivasi kantor.
Tindakan ini justru akan memutuskan hubungan dan kepercayaan karyawan, tim, dengan pemimpinnya, dan membuat tim enggan berdiskusi dengan atasan.
Pemimpin berbasis kebaikan akan membangun situasi yang memupuk ketahanan mental, ketangguhan dalam timnya, dengan inspirasi dan contoh dari dirinya sendiri.
- Membangun Kindness Culture
Menciptakan budaya kerja kebaikan melibatkan seluruh anggota tim atau organisasi. Ini bukan hanya tentang tindakan pemimpin, tetapi juga tentang bagaimana setiap anggota tim berkontribusi untuk menciptakan lingkungan yang mendukung, inklusif, dan peduli.
Dalam salah satu training kami, kami pernah melihat bagaimana seorang pemimpin tertinggi organisasi memimpin dengan menciptakan budaya kebaikan. Saat salah satu tim kami membutuhkan bantuan teknis dalam lokasi, pemimpin itu turun tangan sendiri untuk membantunya.
Efeknya? Seluruh timnya berkembang menjadi tim yang paling siap membantu yang pernah kami temukan. Dan pada saat yang sama, salah satu tim yang peling produktif!
Mengapa Perusahaan Harus Menyesuaikan Gaya Kepemimpinannya
Seluruh point kepemimpinan yang menitikberatkan pada manusia diatas membuktikan bagaimana trend kepemimpinan dunia kini bergeser pada kepemimpinan dengan hati. Organisasi yang berhasil mengintegrasikan kindness, transparansi, dan ketangguhan dalam gaya memimpin mereka cenderung menciptakan lingkungan yang dinamis dan berdaya saing.
Ini terlihat dalam perusahaan terbaik seperti DHL Express yang memenangkan predikat Best Place to Work selama dua tahun berturut- turut, Patagonia, dan banyak lagi.
Untuk mengikuti trend leadership ini, perusahaan perlu mengambil langkah konkret untuk menerapkan gaya kepemimpinan ini dalam bisnis mereka. Berikut beberapa langkah praktis yang dapat diambil:
1. Mengintegrasikan Pelatihan Kepemimpinan
Dukung pemimpin dalam pengembangan keterampilan kepemimpinan baru melalui program pelatihan yang fokus pada kindness, empati, dan transparansi. Berikan pelatihan Emotional Intelligence, Authentic Leadership, dan Servant Leadership.
2. Membentuk Tim Kepemimpinan Berbasis Nilai Positif
Bentuk tim kepemimpinan yang memimpin dengan nilai-nilai manusia untuk memimpin dengan hati, seperti kindness, empati, dan transparansi. Pastikan nilai-nilai ini tercermin dalam setiap keputusan dan interaksi. Nilai- nilai dalam Authentic Leadership, dan Emotional Intelligent Leaders dari Daniel Goleman bisa juga menjadi dasar acuan Anda.
3. Mendorong Partisipasi dan Umpan Balik
Berikan kesempatan bagi anggota tim untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan berikan ruang untuk umpan balik. Hal ini akan membangun budaya partisipatif dan meningkatkan rasa memiliki. Anda tidak bisa mendapatkan respon yang Anda harapkan dari tim, bila pemimpin tidak memberikan kesempatan mereka untuk berbicara bukan?
4. Perkuat Komunikasi Internal
Pastikan komunikasi internal yang terbuka dan jujur. Berbagi visi, misi, dan tujuan organisasi secara terbuka dapat meningkatkan keterlibatan dan koneksi antara pemimpin dan tim.
5. Evaluasi dan Sesuaikan Secara Berkala
Lakukan evaluasi berkala terhadap implementasi gaya kepemimpinan baru. Sesuaikan strategi berdasarkan hasil, dan perbaiki aspek-aspek yang membutuhkan perhatian lebih.
Gaya Kepemimpinan Masa Depan adalah Tentang Sisi Manusia
Dalam era di mana manusia dan teknologi beriringan, kepemimpinan yang memahami sisi manusia menjadi kunci. Dengan mengadopsi kindness, empati, transparansi, dan budaya kerja yang memiliki ketahanan bersama, perusahaan tidak hanya menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi karyawan, tetapi juga membangun fondasi untuk keberhasilan jangka panjang.
Mengubah gaya kepemimpinan adalah investasi dalam sumber daya manusia, dan perusahaan yang dapat menavigasi perubahan ini, menerapkan cara memimpin dengan hati, akan memimpin di masa depan yang lebih manusiawi dan berkelanjutan!
Selain kebijakan perusahaan yang mendorong terjadinya transisi ini, Anda dapat memastikan level supervisor, manajer, dan leader Anda siap untuk perubahan ini dengan meberikan mereka pelatihan leadership yang dibutuhkan.
Hubungi kami [email protected] bila Anda membutuhkan bantuan kami untuk ini.