Kenapa Presentasi selalu terasa Menakutkan?
Pernahkah Anda merasa bahwa presentasi yang Anda berikan kurang memuaskan? Atau mungkin Anda pernah menyaksikan kebiasaan buruk dalam presentasi yang muncul dari karyawan Anda sebagai presenter pemula?
Menyampaikan presentasi yang sukses bukanlah hal yang mudah. Keterampilan berbicara di depan umum tidak dapat muncul begitu saja. Dibutuhkan latihan yang konsisten.
Tapi bagaimanapun sulitnya, dalam lingkungan profesional, kita semua, termasuk karyawan Anda, tidak bisa lari dari kemampuan untuk memberikan presentasi. Setiap karyawan di kantor kemungkinan akan diminta untuk berbicara di depan rekan kerja dan atasan.
Oleh karena itu, kemampuan untuk menyampaikan presentasi dengan baik menjadi sesuatu yang sangat penting, dan kebiasaan buruk dalam presentasi untuk pemula akan menjadi masalah besar!
Jadi kali ini, mari kita simak apa saja masalah dan kebiasaan buruk yang bisa mengganggu proses presentasi kita!
Kebiasaan Buruk dalam Presentasi yang Biasa Terjadi
Sebelumnya, apa sih sebenarnya yang disebut presentasi itu?
Sederhananya, presentasi adalah tindakan berbicara atau berkomunikasi didepan orang banyak untuk menyajikan ide, konsep, materi, atau informasi sebagai oembicara atau pemberi informasi.
Presentasi harus disampaikan dengan baik agar setiap maksud yang disampaikan oleh presenter dapat dipahami dan menarik perhatian para pendengar. Untuk ini, diperlukan bahan presentasi yang menarik, interaktif, dan tidak membosankan.
Disinilah biasanya muncul masalah. Beberapa presenter yang kurang pengalaman dan presenter pemula biasanya melakukan kesalahan dan kebiasaan buruk dalam presentasi, yang membuat presentasi mereka kaku, membosankan, dan mencegah hasil yang diharapkan.
Berikut kebiasaan buruk presentasi untuk pemula yang harus Anda hindari.
1. Tidak mempersiapkan diri dengan baik
Persiapan yang matang adalah kunci kesuksesan dalam presentasi. Persiapannya mencakup berbagai aspek, seperti latihan berbicara, pembuatan materi yang terstruktur, hingga pemahaman mendalam tentang audiens yang akan mendengarkan presentasi.
Mengenal karakteristik audiens memungkinkan penyusunan konten yang lebih sesuai dan menarik. Oleh karena itu, presenter atau presenter pemula sekalipun harus membiasakan diri untuk merencanakan setiap detail presentasi dengan cermat agar dapat memberikan dampak yang kuat dan positif.
2. Kurangnya tingkat kepercayaan diri
Kepercayaan diri yang rendah dapat merusak kualitas presentasi.
Untuk mengatasi hal ini, presenter perlu menciptakan materi yang tidak hanya informatif tetapi juga menarik dan menyenangkan. Lebih dari itu, membawa perasaan cinta terhadap materi yang disampaikan akan membantu meningkatkan kepercayaan diri.
Dengan merasa nyaman dan yakin tentang materi, presenter dapat mentransfer energi positif kepada audiens, menjadikan presentasi lebih menarik dan meyakinkan.
Presenter yang bersemangat akan membangkitkan semangat audiens pula!
3. Cara penyampaian
Bagaimanapun cara penyampaian atau cara komunikasi pada saat melakukan presentasi juga merupakan aspek yang sangat penting. Presentasi pemula sering melakukan kebiasaan buruk dalam presentasi dengan tidak menyesuaikan diri dengan beberapa hal dibawah ini:
- Bahasa yang Sesuai dengan Audiens
Penggunaan bahasa yang dapat diterima oleh audiens menjadi kunci dalam menyampaikan materi. Presenter perlu memperhatikan tingkat pemahaman audiens dan menghindari istilah teknis yang mungkin membingungkan. Kesesuaian bahasa akan membuat presentasi lebih terbuka dan mudah dicerna.
- Intonasi dan Artikulasi yang Jelas
Penting untuk menjaga intonasi yang bervariasi dan artikulasi yang jelas agar audiens dapat mengikuti dengan baik. Kehadiran intonasi yang tepat akan meningkatkan daya tarik presentasi, sementara artikulasi yang baik memastikan setiap kata dapat dipahami secara optimal.
- Santai, Sopan, dan Pacing yang Tepat
Kesantunan dan keterlibatan dapat dibangun dengan sikap santai dan sopan. Menjaga kecepatan penyampaian yang sesuai dengan kecepatan pemahaman rata-rata audiens adalah kunci untuk memastikan pesan disampaikan dengan baik. Presenter pemula sering terjebak dalam kebiasaan buruk untuk tergesa- gesa dalam penyampaian materinya. Hindari ini!
- Humor dan Selingan
Untuk mencegah rasa bosan dalam sesi presentasi, selingan humor atau informasi tambahan bisa dimasukkan. Hal ini tidak hanya meredakan ketegangan tetapi juga menjadikan presentasi lebih menyenangkan dan menghibur. Kebiasaan buruk dalam presentasi adalah kebiasaan ‘membaca materi’, dan lupa berinteraksi dengan audiens.
4. Menyepelekan komunikasi nonverbal
Penggunaan panggung dan interaksi nonverbal merupakan elemen krusial dalam presentasi yang sering diabaikan. Seorang presenter yang berhasil adalah mereka yang mampu menguasai panggung dengan bergerak bebas, menjaga kontak mata, dan menggunakan komunikasi nonverbal lainnya.
Kemampuan ini tidak hanya meningkatkan keterlibatan audiens tetapi juga menunjukkan tingkat semangat dan ketertarikan penyaji terhadap pesan yang disampaikan.
Presenter pemula dapat melatih bahasa tubuhnya dengan menggunakan kamera, atau bahkan cermin di rumah.
5. Panik yang berlebih
Transformasi rasa gugup Anda menjadi antusiasme!
Merasa gugup dalam presentasi adalah hal yang wajar, namun penting untuk mentransformasikan perasaan tersebut menjadi antusiasme. Mindset yang positif akan menciptakan presentasi yang lebih baik. Teknik pernapasan dapat membantu merilekskan tubuh dan mengurangi ketegangan.
Tidak hanya itu, cobalah untuk menarik napas panjang beberapa kali supaya kamu rileks dan mengurangi rasa gugup.
6. Kurang memaksimalkan materi presentasi
Ketika seseorang tidak memaksimalkan materi presentasi kemungkinan besar mereka tidak mempertimbangkan hal berikut, yang sering menjadi jebakan untuk presenter pemula :
- Konten sebagai Raja, Desain sebagai Pelengkap.
Konten presentasi harus mendapat perhatian utama. Desain slide, meskipun penting, seharusnya tidak mengalahkan keberhasilan menyampaikan pesan. Sebelum mendesain slide, susun materi secara sistematis untuk memastikan efektivitas pesan yang disampaikan.
- Rumus Menyusun Pesan dan Ide
Langkah-langkah “Why,” “What,” “How To,” dan “Call to Action” membantu menyusun pesan dan ide dalam slide secara sistematis. Menghadirkan fakta menarik, cerita, dan ajakan aksi dapat memperkuat kesan dan manfaat materi bagi audiens.
Dengan mengintegrasikan semua aspek ini, penyampaian presentasi tidak hanya akan menjadi informatif tetapi juga menarik dan dapat diingat oleh audiens.
Bila formula presentasi lain terlalu rumit, hilangkan kebiasaan buruk presentasi ‘meracau’ yang biasa dilakukan presenter pemula dengan struktur simple. “Beginning”, “Middle”, “End”.
Apa yang Bisa Membantu Anda Untuk Mengurangi Kebiasaan Buruk dalam Presentasi?
Beberapa point diatas adalah kebiasaan- kebiasaan Buruk yang Biasa Terjadi dalam Presentasi! Tetapi apakah itu cukup?
Itu hanya bisa dijawab oleh anda sendiri. Jika memang Anda merasa bahwa memerlukan bantuan lebih untuk bisa melakukan presentasi yang baik, Anda dapat melakukan beberapa training atau pelatihan seperti Speaking with Personality.
Kami siap membantu Anda untuk melatih kemampuan berbicara karyawan Anda dengan memberikan pelatihan Speaking with Personality secara praktis, aplikatif, seru, dan pastinya menyenangkan! Hubungi kami untuk berkonsultasi mengenai program ini di [email protected] .
Bila Anda membutuhkan program di atas, atau program pelatihan karyawan lainnya, Hubungi kami untuk mendapatkan program offer Anda sekarang!