Bagaimana Menyikapi Karyawan dengan Kepribadian Berbeda
Mengembangkan karyawan baru, dan menyikapi sikap kerja serta perbedaan mereka dengan tim dan atasan di perusahaan dan organisasi selalu menjadi PR HRD, atasan, bahkan anggota tim dimanapun. Menyikapi perbedaan kepribadian antara karyawan, apalagi mereka yang baru bergabung dengan Anda, seringkali menjadi tantangan.
Konflik, friksi, office politics, hanya beberapa hal yang bisa menjadi masalah saat gelombang karyawan baru masuk dalam tim Anda.
Atasan yang tidak cocok dengan bawahan, bawahan yang kurang pengalaman dengan cara kerja berbeda, atau atasan yang memiliki ego saat ada bawahan yang mungkin mendapat tanggung jawab yang seakan melangkahinya.
Beberapa tantangan lainnya juga tidak kalah memusingkan, adalah perbedaan generasi, perbedaan level kompetensi, dan terutama perbedaan kepribadian atau cara kerja mereka, kepribadian dan fungsi kognitif mereka, di tempat kerja, atau saat mengemban tanggung jawab.
Untungnya, semua friksi dan masalah ini bisa dikurangi, dengan memahami dan membuat rencana pengembangan karyawan baru berdasarkan tipe MBTI (Myers Briggs Type Indicator) mereka.
Inilah tips jitu menyikapi dan mengembangkan karyawan baru berdasarkan tipe MBTI mereka.
Memahami MBTI untuk Pengembangan Karyawan Baru
Walau biasanya sekedar dipakai sebagai alat assessment atau alat seleksi masuk, MBTI (Myers Briggs Type Indicator) sebenarnya memiliki potensi aplikasi yang JAUH lebih luas daripada itu, selama Anda memahami fungsi dan makna setiap dikotominya.
Untuk menggunakan MBTI sebagai dasar pengenalan, teamwork, dan pengembangan karyawan baru, pertama, ada beberapa point yang perlu diingat soal MBTI.
- MBTI adalah preferensi kepribadian, menunjukkan setiap orang memiliki kecenderungan berbeda satu sama lain.
- MBTI menggambarkan fungsi kognitif, artinya setiap orang memiliki fungsi alami yang berbeda dengan kenyamanan berbeda.
- MBTI TIDAK menggambarkan kompetensi. Artinya, tipe tertentu mungkin lebih nyaman dalam fungsi tertentu, tapi tidak berarti secara langsung lebih skillful.
Nahh, dengan memahami itu, itu berarti untuk membantu menyikapi dan mengembangkan karyawan baru dengan MBTI, Anda perlu membuat rencana pengembangan karyawan berdasarkan rencana yang meliputi tiga hal.
1. Tipe MBTI Mereka
Dengan preferensi kepribadian berbeda, bila tidak adanya saling memahami antara satu sama lain, perbedaan ini dapat menjadi dasar konflik dalam kerjasama tim, antara karyawan lama, dan karyawan baru. Bayangkan karyawan baru yang bertipe T (thinking) berinteraksi dengan karyawan lama yang bertipe F (feeling). Bahkan tanpa memahami konteks konfliknya, Anda tentu bisa menebak konflik yang akan terjadi, bukan?
Karyawan lama yang bertipe F dapat merasa bahwa si karyawan baru ‘menyebalkan’, sombong, atau ‘sok tahu’. Sebagai tipe F, dia cenderung mencoba menjaga kondisi kerja harmonis, dan keberadaan tipe ‘anak baru’ yang to the point dan blak- blakan bisa membuatnya merasa terancam.
Sebaliknya, anak baru yang tipe T tadi bisa merasakan kesan kalau si atasan terlalu lunak, dan terlalu ‘perasa’, ini membuatnya bisa jadi secara tidak sadar, meremehkan atau bahkan mencoba mengambil kendali dari si karyawan lama tadi.
Apa Anda bisa bayangkan ini terjadi?
Apa hal semacam ini terjadi di tim Anda?
Solusi
Program keakraban antara karyawan lama dan karyawan baru dapat membantu karyawan lama dan karyawan baru memahami satu sama lain. Namun sekedar program keakraban tanpa sesi pemahaman kepribadian satu sama lain dalam MBTI, dapat berlangsung sia- sia tanpa hasil. Akhirnya, sesi keakraban Anda hanya menjadi sesi hura- hura tanpa ada peningkatan dalam pengembangan hubungan antar karyawan.
Buatlah sebuah program keakraban antara karyawan dengan melibatkan materi Applied MBTI, untuk membantu mereka menyadari dan menoleransi, bahkan mengembangkan perbedaan mereka dengan positif.
2. Peran dan Tanggung Jawab Mereka
Memang betul bahwa kita harus mampu belajar hal diluar kenyamanan atau kebiasaan kita. Tapi lebih betul lagi bahwa kita semua punya kelebihan berbeda- beda, dan kenyamanan kerja yang membentuk potensi lebih baik di area yang berbeda.
Mungkin kucing bisa diajari bermain lempar tangkap, tapi bukankah anjing sudah secara alami lebih menyukai kegiatan lempar tangkap?
Intinya, setiap tipe MBTI punya kenyamanan alami di area- area tertentu, dimana mereka akan lebih bisa berkembang karena adanya motivasi internal. Misalnya, E (extrovert) lebih alami di dunia eksternal, seperti public speaking, people relations, komunikasi, dan sebagainya, sementara seorang I (introvert) lebih alami untuk tugas dan tanggung jawab di balik meja.
Seorang karyawan baru P (perceiving) misalnya, akan lebih mampu beradaptasi serta goal oriented, dan ketika ia berhadapan dengan karyawan lama yang J (judging), ia akan memandang karyawan lama ini sebagai orang yang kaku dan membosankan, sementara karyawan lama yang sama, akan melihatnya sebagai orang yang tidak terorganized dan bahkan, serampangan.
Solusi
Setelah melakukan assessment MBTI, buat program penempatan atau pengamatan karyawan baru di tempat yang ideal dengannya. Walau mungkin hal ini tidak bisa selalu dilakukan, paling tidak, tempatkan di peran kerja atau tanggung jawab yang terdekat dengan tipenya, dimana dia bisa membangun motivasi internal, karena adanya kecocokan dan kenyamanan tipenya dengan rolenya dalam perusahaan.
Interaksi dengan karyawan lama bertipe berbeda akan lebih bisa ditangani, karena biasanya, antara role yang sama, memiliki kecocokan tipe yang serupa pula.
3. Pengembangan Area Kompetensi Mereka
Seperti diutarakan di atas, MBTI bukan menggambarkan kompetensi atau level kemampuan seseorang dalam suatu skill.
TAPI, MBTI bisa digunakan sebagai panduan pengembangan kompetensi karyawan, khususnya karyawan baru! Untuk ini, Anda perlu menyocokan kedua point yang sudah kita bahas diatas, dengan level kompetensinya.
Tipe MBTI mereka + peran dan tanggung jawab mereka dalam perusahaan = Pelatihan kompetensi yang tepat!
Jangan asal kasih pelatihan untuk karyawan baru tanpa mempertimbangkan rumus ini, karena pelatihan dan program pelatihan Anda akan berkurang efisiensinya. Bayangkan pelatihan public speaking untuk karyawan accounting extrovert, tentu tidak akan seefektif bila pelatihan yang sama diberikan untuk tim public relations yang introvert. Dan ini mungkin tidak seefisien pelatihan yang sama untuk seorang public relations yang ekstrovert.
Intinya merancang program pengembangan karyawan baru yang TEPAT adalah dengan mempertimbangkan TIPE mereka, dan PERAN mereka!
Nah, dalam merancang program pelatihan yang TEPAT ini, ada dua hal yang perlu Anda pertimbangkan, tergantung tujuannya!
- Pelatihan untuk Meningkatkan Potensi Alami.
- Pelatihan untuk Menutupi Kekurangan/ Tantangan pribadi.
Untuk melakukan ini, sama seperti sebelumnya Anda perlu mempertimbangkan tipe MBTI karyawan baru itu.
- Seorang ekstrovert memiliki potensi alami dalam komunikasi. Artinya, pelatihan dalam komunikasi akan meningkatkan potensinya.
- Seorang introvert memiliki potensi alami refleksi diri, namun cenderung tertutup. Pelatihan dalam komunikasi akan menutupi kekurangan/ tantangannya.
Contoh lain.
- Seorang feeling memiliki potensi alami untuk empati. Pelatihan dalam emotional intelligence akan meningkatkan potensinya.
- Seorang thinking memiliki potensi alami untuk berpikir logis. Pelatihan yang sama akan menutupi kekurangan tantangannya dalam berempati.
Mana yang Anda pilih? Tergantung tujuan pengembangan karyawan baru Anda. Apakah Anda mau meningkatkan potensinya, atau menutupi kekurangannya? Itu ditentukan dari dimana Anda tempatkan si karyawan baru itu sendiri dalam perusahaan Anda!
Membuat Rencana Berdasarkan MBTI Untuk Optimalisasi Karyawan Baru
Demikianlah cara Anda menyikapi dan mengembangkan karyawan baru, membuat rencana pengembangan karyawan baru berdasarkan MBTI, bahkan bagaimana mengoptimalkan potensi karyawan baru Anda berdasarkan tipe kepribadian mereka!
Dan pada saat yang sama, melakukan rencana ini akan membangun dan menjaga hubungan lebih baik antara karyawan lama dan karyawan baru di perusahaan Anda!
Kami di Mitologi Inspira berpengalaman dan telah membantu puluhan perusahaan dalam mengembangkan program pengembangan karyawan baru berdasarkan MBTI, membantu mengadakan program keakraban, pelatihan Applied MBTI dalam Teamwork, juga spesialisasi kami dalam MBTI dalam Leadership, bahkan sebagai bagian dari program ini, kami bisa membantu Anda membuat rencana pelatihan kompetensi yang TEPAT, berdasarkan MBTI untuk karyawan Anda!
Hubungi kami sekarang juga untuk berdiskusi mengenai kebutuhan ini!