Bagaimana Memberikan Kegigihan Bekerja untuk Karyawan Perusahaan
Saat tantangan di kantor Anda semakin tinggi, target semakin meningkat, dan atmosfir bekerja semakin pekat, maka ini adalah saatnya Mental Resilience karyawan semakin dibutuhkan, dan wajib dimiliki oleh tim Anda. Dalam kondisi apapun, karyawan dan tim Anda dituntut untuk tetap bisa bekerja optimal dalam tekanan target, ataupun perubahan.
Sayangnya, tidak semua orang memiliki ketahanan yang sama.
Anda mungkin menyadari bagaimana beberapa karyawan dalam tim Anda memiliki ketahanan yang lebih baik dari karyawan lainnya. Beberapa anggota tim lebih dapat bangkit kembali setelah kegagalan, setelah mendapatkan tekanan, atau setelah mendapatkan peringatan atasannya, sementara beberapa tim lain akan jatuh, tak mampu bangkit kembali, putus asa, bahkan akhirnya menyerah sama sekali.
Ini adalah efek yang terlihat dari keberadaan kompetensi Mental Resilience, atau ketahanan mental bekerja karyawan. Dan seperti Anda lihat, resiliensi mental ini memiliki pengaruh langsung pada kinerja dan pencapaian karyawan Anda, dan pada akhirnya, keberhasilan perusahaan dan organisasi.
Jadi apa yang bisa Anda lakukan? Bagaimana melatih resiliensi mental (Mental Resilience) tim Anda dan membangun ketahanan bekerja lebih baik? Apakah mungkin melatih karyawan Anda untuk memiliki daya lenting lebih baik dalam tekanan?
Tentu bisa! Simak langkahnya dalam artikel kita kali ini!
Apa Itu Mental Resilience Karyawan?
Sebelum kita membahas soal Mental Resilience karyawan, kita perlu memahami dulu apa yang dimaksud dengan resilience. Menurut Merriam- Webster Dictionary, resilience artinya adalah:
An ability to recover from or adjust easily to misfortune or change
Merriam- Webster Dictionary
Sebuah kemampuan untuk pulih atau menyesuaikan diri terhadap kondisi yang negatif (kesialan/ tantangan) atau perubahan.
Jadi resiliensi, atau yang kadang disebut ‘daya tahan’, mungkin akan lebih tepat kalau disebut ‘daya lenting’. Dan resiliensi ini juga bukan tentang bagaimana seseorang tidak bertemu dengan tantangan atau bahkan menghindari tantangan, tapi justru tentang bagaimana dia bisa bersikap SETELAH menerima tantangan itu.
Esensinya seorang karyawan dengan resiliensi baik akan mampu MELENTING dan kembali ke posisi positif secepat mungkin setelah menerima tantangan.
Kalau begitu bagaimana dengan Mental Resilience? Sederhananya, tekanan dan tantangan dapat memiliki berbagai bentuk. Bisa tantangan fisik, tantangan emosi, hingga tantangan mental. Mental Resilience karyawan adalah tentang, bagaimana seorang karyawan MAMPU kembali ke energi mental potitifnya setelah menerima tantangan.
Artinya, misalnya:
- Dia bisa kembali ke mental positif setelah mengalami hal negatif.
- Dia bisa kembali ke performa normal setelah mendapatkan tekanan tinggi.
- Dia bisa segera kembali ke sikap kerja optimal dalam perubahan.
- Dia bisa mengembalikan mental state- nya setelah kegagalan pencapaian.
Dan ini adalah benefit melatih karyawan dalam mengembangkan mental resilience mereka.
Melatih Mental Resilience Karyawan dalam Perusahaan
Kalau Anda terkadang merasa pusing akibat sikap karyawan yang kurang mampu menghadapi tekanan, dan berharap memiliki karyawan dengan resiliensi mental lebih baik, Anda berada di tempat yang tepat.
Mengembangkan mental resilience karyawan akan memberi beberapa benefit penting, diantaranya:
- Kemampuan dalam menghadapi pengalaman yang mungkin dirasa diluar kemampuannya.
- Membantu karyawan mengembangkan mekanisme mental yang gigih.
- Membantu mereka membangun keseimbangan dalam situasi kerja yang sulit.
- Mencegah munculnya masalah kesehatan mental yang bisa mengganggu kinerjanya dan operasional perusahaan Anda.
- Mampu meneruskan skill ini untuk tim mereka.
Jadi mungkin pertanyaannya adalah, apakah mungkin untuk melatih mental resilience karyawan di organisasi Anda?
Jawabannya adalah “Ya”!
Mental resilience adalah sebuah skill, sebuah kompetensi yang BISA DILATIH. Artinya dengan memahami cara kerja dan memberikan pelatihan berulang yang tepat, daya lenting karyawan Anda akan bisa dikembangkan, untuk membangun sikap pantang menyerah!
Bagaimana melatih daya lenting Anda dan tim melalui pelatihan mental resilience karyawan yang tepat? Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan.
Cara Satu – Mengembangkan Pemahaman Resilience berbasis Kepribadian
Setiap kepribadian dan preferensi kepribadian memiliki peran penting dalam memahami stress dan daya lenting setiap orang. Setiap kepribadian memiliki stressor berbeda, dan memiliki behaviour berbeda saat mengalami stress atau berada dalam tekanan.
Karenanya, setiap kepribadian dalam tim Anda akan menyikapi hal tertentu secara berbeda.
Apa yang mungkin ditangkap sebagai tekanan dan stressor untuk seseorang, mungkin bukanlah stressor sama sekali untuk orang lain. Dan apa yang merupakan terapi atau aktivitas release untuk menangani stressor untuk seseorang, bisa jadi justru merupakan pemicu/ stressor dan memberikan tekanan mental yang tinggi untuk orang lain dalam tim Anda.
Contoh saja, seorang karyawan extrovert akan merasa melakukan recharging energi mental dalam keramaian dan sesi keakraban, sementara tim introvert Anda justru mengalami keletihan mental dalam situasi yang sama.
Memahami perbedaan kepribadian, stressor, dan teknik menangani stressor yang tepat berbasis kepribadian bisa melatih karyawan membangun resiliensi yang tinggi.
Cara Dua – Melatih Emotional Intelligence untuk Mental Resilience Karyawan
Teknik kedua yang bisa Anda ajarkan untuk membangun mental resilience karyawan dan memperkuat kesehatan mental tim Anda adalah dengan melatih kecerdasan emosi mereka. Emotional Intelligence artinya melatih karyawan Anda membangun kemampuan mereka dalam:
- Memahami emosi dan reaksi emosi dalam dirinya.
- Mampu mengerti dan memberi label pada emosi yang tepat yang dirasakannya.
- Mampu menyikapi gejolak emosinya dengan lebih baik, melalui buffer mental.
- Mampu lebih memahami emosi yang dirasakan dan ditunjukkan oleh orang lain dan rekan kerja.
- Mampu meregulasi emosinya dengan lebih baik.
Dengan kecerdasan emosi, karyawan Anda akan lebih mampu memahami diri, memahami situasi rekan kerja, dan meregulasi respon emosi dalam tantangan dan perubahan.
Dan pada akhirnya, semua kemampuan ini akan membantu mereka membangun resiliensi kerja yang jauh lebih baik.
Cara Tiga – Menerapkan Grit dan Passion Project dalam Kantor atau Waktu Luang
“Grit” menurut Angela Duckworth adalah:
Passion and sustained persistence applied toward long-term achievement, with no particular concern for rewards or recognition along the way
Angela Duckworth
Atau kadang disingkat sebagai, “Passion and Perseverence”. Jadi ada dua elemen dalam ‘grit’, yaitu passion dan minat, serta kegigihan.
Ini berarti, mental resilience karyawan bisa dibangun melalui sentuhan atau penggalian minatnya, dan melibatkan minat itu dalam rutinitas kerjanya sehari- hari, atau dengan memberikan dorongan mereka untuk menggali minatnya di luar jam kerja, sebagai hobi yang berfungsi sebagai terapi resiliensi. Minat dan ketertarikan tidak bisa ada di dimensi yang sama dengan kondisi lowered mental resilience, artinya mereka yang memiliki kesenangan dan minat kuat, biasanya jarang memperlihatkan kondisi putus asa.
Bagaimana menggunakan konsep grit dan passion untuk kinerja? Dengan dua kata. “Passion Project”.
Memberikan Pelatihan Mental Resilience Yang Efektif dan Menyenangkan
Masih banyak lagi cara, metoda, dan teknik terapan serta prinsip aplikatif yang bisa digunakan untuk membangun mental resilience karyawan di organisasi atau perusahaan Anda, dari coping- savoring, teknik ABC-DE untuk menangani jebakan mental/ pola pikir negatif, dan banyak lagi teknik positive psychology yang semuanya tersedia di dalam kurikulum kami untuk membantu Anda melatih resiliensi dan daya tahan tim Anda terhadap tekanan.
Dalam training dan program pelatihan Mental Resilience and Productivity kami, tim Anda bukan hanya akan diberikan teknik- teknik resiliensi yang teruji, juga akan mendapatkan pengalaman pelatihan yang tiada duanya, tidak terlupakan, menyenangkan, dan penuh teknik praktis yang engaging!
Baca sedikit summary mengenai program ini di sini atau hubungi kami melalui WhatsApp di sini.